Jumat, 11 Juni 2010

Strategi Pemanfaatan Wilayah Kapubaten Manokwari

Kabupaten Manokwari

Kabupaten Manokwari adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Manokwari.
Letak dan Batas Wilayah
Kabupaten Manokwari terletak pada 0015’ – 3025’ Lintang Selatan dan 132035’ – 134045’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 37. 901 km2, dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Samudera Pasifik
Sebelah Selatan : Kabupaten Fak-fak
Sebelah Barat : Kabupaten Sorong
Sebelah Timur : Kabupaten Biak Numfor, Yapen Waropen dan Nabire
Wilayah Administrasi
Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Manokwari (sebelum pemekaran) terbagi dalam 17 Kecamatan, dengan Manokwari sebagai Ibukota kabupaten. Dari 17 kecamatan yang ada, 10 berada di daerah pegunungan, selebihnya berada di dataran dan daerah pantai.
Iklim
Kabupaten Manokwari mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara minimum 21,50C dan suhu maksimum 33,1 °C. Suhu maksimum terjadi pada bulan Januari dan Maret, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus dan November. Curah hujan cukup tinggi yaitu 2.283 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan terendah terjadi pada bulan Juli. Untuk jumlah hari hujan, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Juni & Oktober, dan hari hujan terkecil terjadi pada bulan Desember.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Manokwari hingga tahun 2004 berjumlah 209.308 jiwa dengan kepadatan 4 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk 3,8% per tahun. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Manokwari (33,04%) dan sisanya tersebar di 16 Kecamatan lainnya. Suku asli yang mendiami Kabupaten Manokwari adalah suku besar Arfak, suku Wamesa, suku Samuri, Sebyar, Irarutu dan Numfor Doreri. Selain itu terdapat suku pendatang asal Papua seperti Serui, Biak, Waropen serta beberapa suku dari luar Papua.
Keadaan Alam di Manokwari
Topografi
Kabupaten Manokwari memiliki topografi dari wilayah datar hingga bergelombang (bergunung). Hampir 1.446 km2 (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergelombang). Daerah datar umumnya tersebar di beberapa kawasan pada Kecamatan Babo, Bintuni, Merdey, Ransiki, Warmare, Prafi, Masni dan Amberbaken.
Struktur Tanah
Secara umum struktur tanah di Kabupaten Manokwari terdiri dari jenis alluvial (18,70%), mediterania (2,44%), podsolid merah kuning (10,41%), podsolid coklat keabuan (7,57%), tanah utama/complex of soil (49,21%), latosol (4,49%) dan organosol (7,17%). Sedangkan jenis tanah yang ada secara umum terdiri dari tanah kapur kemerahaan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial muda. Kedalaman efektif tanah secara umum di Kabupaten Manokwari rata-rata di atas 25 cm. Kedalaman ini hampir merata di seluruh wilayah kecamatan kecuali di wilayah pegunungan kapur.
Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kabupaten Manokwari diperlihatkan dalam pola aliran sungai. Sungai-sungai yang ada pada umumnya bermuara ke Samudra Pasifik, Teluk Cenderawasih, Teluk Bintuni dan Teluk Wandamen. Sungai terpanjang adalah sungai Sebyar yang terdapat di Kecamatan Bintuni dan bermuara di Teluk Bintuni. Sungai-sungai besar yang ada sebagian besar dapat dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi air (Kecamatan Bintuni dan Babo) dan sebagian lagi digunakan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan hidup penduduk sehari-hari.
Geologi dan Jenis Batuan
Secara garis besar struktur geologi yang ada berupa daerah lipatan yang terdapat di kawasan dataran tinggi pegunungan. Di antara lipatan tersebut terdapat sesar naik (daerah dataran tinggi dengan dominasi batuan sedimen batu kapur, batuan pluton) dan sesar turun (lembah-lembah dengan didominasi batuan endapan dengan sedimen lumpur dan organik, alluvium, yura). Pada kawasan-kawasan pantai atau laut banyak dijumpai batuan terumbu karang dan koral.
Secara geologis jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Manokwari yaitu,
• Batuan sedimen tersier & pleistosin tanpa kapur berupa deposit kuater yang menutupi batuan sedimen tersier
• Batuan sedimen tersier & pleistosin karang koral berupa, batuan beku basal, tufa, andesit, gabro, serpentim tersier, granit dan diorit tersier.
Strategi Pemanfaatan Wilayah Kabupaten Manokwari


I. Pengembangan Sistem Pusat-Kegiatan

Pengembangan sistem pusat kegiatan di Kabupaten Manokwari meliputi strategi yang terkait dengan sektor strategis spasial, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana dalam mendukung fungsi pusat. Strategi pemanfaatan ruang untuk pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pusat-pusat pertumbuhan pada distrik yang lebih berkembang, terutama di wilayah inti sehingga dapat tercipta adanya trickling down effect (penyebaran pusat-pusat kegiatan) bagi wilayah sekitarnya (hinterland) di Kabupaten Manokwari dengan dikembangkan atau dibangun sarana dan prasarana yang sesuai dengan fungsi/hirarki yang direncanakan.

2. Meningkatkan aksesibilitas pusat pertumbuhan pertama ke pusat pertumbuhan kedua dan dilanjutkan dengan pengembangan pusat kedua.

3. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan kedua di wilayah Kabupaten Manokwari untuk mengimbangi pusat pertumbuhan pertama, setelah pusat pertumbuhan pertama berkembang dan memberikan efek ke bawah sebelum menjadi terlalu “primat”. Pengembangan dilakukan dengan melengkapi sarana prasarana yang sesuai dengan hirarki/fungsi kota yang direncanakan

4. Pusat-pusat pertumbuhan di wilayah inti yang kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan pusat pertumbuhan di daerah lain dijadikan sebagai Orde I, seperti Distrik Manokwari


II. Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah

Pengembangan sistem jaringan transportasi darat bertujuan untuk :

• Membuka akses daerah terisolir dan mengatasi kesenjangan pembangunan antar wilayah

• Meningkatkan aksesibilitas dari kawasan andalan dan kawasan budidaya lainnya ke berbagai tujuan pemasaran

• Mendukung pemanfaatan potensi unggulan wilayah secara optimal yang diharapkan diikuti dengan meningkatkan daya saing berbagai produk unggulan di Kabupaten Manokwari

• Mendukung pengembangan sistem kota-kota di Kabupaten Manokwari melalui pengintegrasian sistem transportasi antar moda.

Pengembangan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan dan peningkatan kualitas jalan untuk menghubungkan titik-titik lokasi atau wilayah terutama di lokasi pusat-pusat pertumbuhan wilayah perencanaan

2. Mempertahankan fungsi kawasan budidaya yang sudah ada dalam wilayah kesesuaian kawasan lindung di wilayah perencanaan dengan melakukan pengendalian perkembangan terutama pada pencegahan perambahan hutan di sekitarnya

3. Mengoptimalkan sarana transportasi baik melalui jalur darat, laut, dan udara

4. Penyediaan sarana air bersih sistem perpipaan di tiap-tiap kawasan perkotaan wilayah perencanaan

5. Penyediaan sarana jaringan listrik di tiap-tiap wilayah perencanaan.

Berdasarkan pertimbangan utama tersebut, maka jaringan transportasi yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Manokwari dibentuk melalui :

A. Transportasi

Strategi pengembangan sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :

I. Jaringan Darat

1. Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Manokwari adalah
sebagai berikut : Jaringan jalan arteri primer sebagai jalur lintas nasional meliputi
jalur utama :
• Manokwari – Maruni – Oransbari – Ransiki – Mameh - Bintuni
• Maruni – Warmare – Prafi – Mubrani – Kebar – Senopi – Sorong
• Rencana ruas jalan Arteri Primer Mameh – Windesi

2. Jalan kolektor primer sebagai jalur lintas regional meliputi :
• Ruas jalan Saokorem – Mubrani
• Ruas jalan Masni – Yompantai - Manokwari
• Ruas jalan Prafi – Minyambouw – Taige – Anggi – Ransiki

3.Jalan lokal primer sebagai akses lokal meliputi : pengembangan rencanatransportasi yang menghubungkan antara pusat-pusat distrik selain jalan arteri primer dan kolektor primer
• Ruas jalan Mameh – Issim
• Ruas jalan Suer – Membay
• Rencana pembangunan ruas jalan kolektor primer Issim – Merdey
• Rencana pembangunan ruas jalan kolektor primer Ransiki – Suer
• Rencana pembangunan ruas jalan kolektor primer Nuey – Suer
• Rencana pembangunan ruas jalan kolektor primer Membay – Hingk – Penebut
• Rencana pembangunan ruas jalan pusat Distrik Testega - Pusat DistrikCatubouw - Pusat Distrik Minyambouw
• Rencana pembangunan ruas jalan pusat Distrik Sururey – Pusat DistrikIranmeba – Pusat Distrik Issim

Jaringan jalan lokal primer juga berfungsi sebagai feeder road bagi jaringan utama pembentuk struktur tata ruang Kabupaten Manokwari. Selain itu juga pengadaan pembangunan dan perbaikan jaringan jalan yang menjadi penghubung antar distrik
yang mendukung terwujudnya hubungan interaksi antara pusat I dengan pusat-pusat
lainnya.

Pengadaan rute angkutan baik lokal, regional maupun nasional, serta penyediaan
sarana transportasi yang dapat mendukung terwujudnya hubungan antar pusat-pusat
kegiatan. Pembangunan terminal-terminal juga sangat diperlukan untuk peningkatan
tingkat aksesibilitas antar moda transportasi.

II. Jaringan Transportasi Laut

Selain itu, jaringan perhubungan laut dan udara secara terpadu mendukung terbentuknya struktur tata ruang Kabupaten Manokwari melalui lokasi dan fungsi
masing-masing prasarana.

Jaringan transportasi laut pembentuk struktur ruang wilayah kabupaten diwakili oleh
pelabuhan nasional. Pelabuhan nasional yang menyelenggarakan kegiatan bongkarmuat barang antar pulau sekaligus berfungsi sebagai pelabuhan penumpang utama adalah Pelabuhan Manokwari.

Pelabuhan laut selain mendukung fungsi kolektor dan distributor barang bagi pusat – pusat di mana pelabuhan yang bersangkutan berlokasi, juga berfungsi sebagai prasarana pergantian antar moda transportasi (transhipment point) dari dan ke moda
angkutan jalan raya.

III. Jaringan Transportasi Udara

Jaringan transportasi udara pembentuk struktur ruang wilayah kabupaten diwakili oleh bandar udara dengan fungsi sebagai bandara nasional, regional, dan bandara
Lokal bukan pusat penyebaran, yaitu :

• Bandara nasional sebagai pusat penyebaran antar wilayah di wilayah Kabupaten Manokwari adalah Bandara Rendani di Distrik Manokwari
• Bandara regional pusat penyebaran adalah Bandara Ransiki
• Bandara lokal sebagai bukan pusat penyebaran adalah Bandara Senopi, Bandara Kebar, Bandara Janderau, Bandara Nekori, Bandara Pubuan, Bandara Saokorem, Bandara Anggi, Bandara Nenei, Bandara Catubou, Bandara Sururey, Bandara Iranmeba, Bandara Minyambouw, Bandara Testega dan Bandara Taige.
Pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten Manokwari melalui sistem pusatpusat didukung oleh jaringan transportasi antar moda sesuai dengan lokasi dan fungsi masing-masing prasarana. Orde I didukung oleh prasarana jaringan jalan
arteri primer, terminal penumpang kelas B, pelabuhan nasional, dan bandara nasional; yaitu Distrik Manokwari. Orde II didukung oleh prasarana jaringan jalan arteri primer dan terminal kelas C, yaitu Distrik Masni dan Distrik Ransiki. Orde I dan Orde II juga menjalankan fungsi sebagai transhipment point antar modal transportasi terutama bagi daerah pelayanan masing-masing.

B. Telekomunikasi

• Penambahan satuan sambungan telepon terutama di pusat pertumbuhan penduduk dan kegiatan
• Pembangunan kantor dan peningkatan jaringan telekomunikasi kabel maupun seluler ke seluruh wilayah Kabupaten Manokwari terutama pada pusat-pusat kegiatan/simpul-simpul perkotaan.

C. Penyediaan Listrik

• Dibuat pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Manokwari dengan memanfaatkan batu bara di wilayah ini, tetapi perlu didahului dengan upaya eksplorasi dan eksplotasi batu bara
• Memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk pembangkit listrik seperti memanfaatkan aliran air sungai (Sungai Prafi 2009)
• Peningkatan pembangkit listrik dan penambahan jaringan listrik terutama untuk lokasi-lokasi yang memiliki aktivitas penduduk. Jaringan listrik dapat mengikuti jaringan jalan.

D. Penyediaan Prasarana Pengairan Air Bersih

• Pembangunan jaringan air bersih dengan sistem perpipaan yang disesuaikan dengan kondisi geografis yaitu menggunakan sistem gravitasi (Sumber air sungai Maruni) atau sistem pompa
• Penyaluran air bersih melalui sistem perpipaan di setiap distrik terutama di wilayah perkotaan (pusat distrik).
• Perlindungan terhadap daerah resapan air sehingga debit air tidak berkurang.

E. Penyediaam Air Baku Bagi Pertanian

• Penambahan jaringan prasarana irigasi di kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis
• Pembuatan sungai-sungai kecil yang berfungsi mengaliri lahan pertanian
• Inventarisasi lahan, dan pemilik pertanian serta potensial kebutuhan air baku bagi pertanian.

F. Pembuangan Limbah Cair dan Padat

• Limbah Padat, yaitu :

- Penentuan lokasi untuk tempat pembuangan akhir (TPA) di beberapa lokasi di Kabupaten Manokwari

- Penyediaan tempat pembuangan sementara (TPS) dan alat angkut sampah di beberapa bagian wilayah perkotaan tiap distrik

- Pembangunan septic tank untuk setiap rumah dan bangunan pada wilayah atau kawasan dengan kepadatan rendah, tetapi pada kawasan dengan kepadatan tinggi dapat digunakan sistem komunal.

• Limbah Cair, yaitu :

- Industri harus melakukan pengelolaan limbah cair sendiri sesuai AMDAL
- Pengelolaan limbah cair untuk perkotaan dengan cara terpusat dengan saluran limbah cair mengarah pada pinggiran perkotaan.

G. Penyediaan Saluran Drainase

• Pemanfaatan sungai-sungai utama sebagai drainase utama
• Drainase sekunder untuk mengalirkan air dari simpul-simpul kegiatan yang dialirkan ke sungai-sungai yang ditetapkan di rencana lebih detail.

III. Arahan/Pengelolaan Kawasan Lindung

Pemanfaatan ruang kawasan lindung merupakan upaya mewujudkan pemanfaatan ruang di kawasan lindung sebagaimana yang telah direncanakan, dimana langkah kegiatannya dapat berupa mempertahankan kawasan lindung yang sudah ada, alih fungsi lahan sesuai dengan peruntukkannya. Arahan pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :

1. Kawasan lindung yang diprioritaskan perwujudannya adalah kawasan lindung yang berdekatan dan atau berbatasan dengan aktivitas sosial ekonomi masyarakat perkotaan di wilayah perencanaan, dalam hal ini mempertahankan kawasan lindung
sebesar 50% dari total luas Kabupaten Manokwari

2. Kawasan lindung dengan tipologi sebagai kawasan yang berpotensi dan atau
memiliki kekhasan alam maka dipertahankan keberadaannya, kawasan lindung
tersebut meliputi :
• Kawasan Hutan Konservasi dan Suaka Alam (cagar alam)
• Kawasan Taman Nasional
• Kawasan Taman Wisata Alam
• Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
• Kawasan Rawan Bencana
Kawasan tersebut merupakan kawasan prioritas perlindungan karena memiliki fungsi perlindungan strategis terhadap kualitas dan kuantitas air maupun bencana alam seperti banjir, erosi, pendangkalan sungai, dll akibat oleh minimnya penyangga air limpasan di kawasan lindung tersebut. Misalnya Taman Nasional Teluk Cendrawasih di Teluk Cendrawasih yang wajib dijaga kelestariannya sebagai kawasan lindung.

3. Kawasan lindung yang saat ini berupa hutan lindung wajib dipertahankan keberadaannya dan dijaga kelestariannya untuk menjaga keseimbangan alam

4. Rehabilitasi hutan lindung pada kawasan hutan lindung yang telah mengalami
kerusakan dan penggundulan hutan di wilayah perencanaan

5. Pemanfaatan hasil hutan non kayu

6. Pembuatan hutan rakyat

7. Pembangunan bangunan konservasi tanah


Sumber :
http://www.manokwarikab.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Manokwari
http://www.manokwarikab.go.id/dmdocuments/rtrw/strategipemanfaatan.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar